Kamis, 04 Juni 2009


dakwatuna.com - Selatan Gaza, Para ulama, dai, pakar, peneliti sepakat bahwa peran masjid sangat besar dalam pemeliharaan dan memperkuat ketahanan masyarakat, persiapan generasi yang akan mampu membawa beban tanggungjawab dakwah dan menghadapi penjajah Israel.

Kesimpulan ini disampaikan dalam akhir acara konferensi pertama yang diselenggarakan oleh Asosiasi Masjid di Selatan Jalur Gaza siang kemarin hari Sabtu (30/5) yang disponsori oleh Perdana Menteri Ismail Haniyah, dengan partisipasi luas dari berbagai kalangan dari imam-imam masjid, ulama, pakar hukum, dan diselingi oleh telekonfrensi via telepon oleh Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin Mohammed Mahdi Akef.

Konferensi ini menyerukan agar diberikan kesempatan untuk membuka sejumlah pelatihan khusus bagi anggota komite masjid untuk memberikan keahlian kepada mereka dalam bidang yang mereka geluti. Ia menyerukan pentingnya mengungkap potensi pemuda sejak diri sejak generasi usia dini dan peduli terhadap mereka untuk diberi bekal keahlian dan dimotivasi. Disamping itu juga bidang dakwah, harus ada planning untuk semua kegiatan kemasjidan.

Konferensi memberikan rekomendaasi pentingnya mendirikan kantor di dalam masjid yang dikhususkan untuk manajemen masjid yang mengurus masalah pemberian fasilitas dan kemudahan untuk jaringan telepon, ruang pertemuan, komputer khusus masjid. Mereka menegaskan pentingnya bekerja di masjid sebagai lembaga yang memiliki penanggungjawab, anggota dengan syarat-syarat dan pentingnya aktifitas masjid diarsipkan baik arsip kertas, file elektronik, gambar dan lain-lain.

Para peserta konferensi menegaskan pentingnya panutan, akhlak yang baik, dan bekerja menarik simpati manusia dan kerja berkesinambungan dalam pertukaran pengalaman antar masjid. Disamping itu mereka juga menyerukan agar para pengelola masjid konsentrasi dalam bekerja menunaikan tugas mengemban risalah kemasjidan dari sisi dakwah, sosial, dan pendidikan.

Para peserta konferensi menyerukan pentingnya mengefektifkan peran perpustakaan masjid dalam memberikan wawasan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, peduli terhadap pusat-pusat penghafal Al-Quran dan diberi prioritas besar, termasuk dalam hal pengkaderan manajemen masjid.

Mereka juga menegaskan pentingnya dokumentasi sejarah berdirinya semua masjid-masjid Gaza, aktifitasnya, karakternya, perannya yang dirangkum dalam sebuah buku yang bagus yang disebarkan kepada semua masjid yang ada. Disamping itu mereka juga minta diperhatikan suara muadzin yang bagus, pembaca Al-Quran yang baik, indah dan benar.

Diskusi bagus

Konferensi dengan tajuk “Masjid-masjid Gaza… Kemenangan dan Kemuliaan” diselingi dengan sejumlah diskusi, masukan yang bersifat mendidik. Dr. Ali Tharsyawi menyampaikan dari Asosiasi Masjid-masjid di Selatan Gaza tema “masjid-masjid kami benteng kebaikan” yang menyerukan agar bekerja secara serius dalam kegiatan kemasjidan karena selama ini asosiasi masjid mmemiliki peran dan kedudukan penting dalam memainkan perannya di Jalur Gaza.

Sementara itu dekan fakultas pendidikan di Universitas Islam Dr. Mahmoud Abu Dav Abu Dav menyampaikan materinya dengan tajuk “pendidikan (tarbiyah) sungguh-sungguh” yang menegaskan pentingnya melakukan pendidikan (tarbiyah) serius di masjid. Ia mengisyarakatkan bahwa jalan paling dekat untuk menyiapkan personel-personel yang memiliki kafaah (kemampuan dan keahlian) yang handal.

Peran masjid dalam pendikan IM

Hasan Syam’ah, anggota Komite Pendiri Ikhwanul Muslimin (IM) di Palestina menyampaikan tema “moderat dalam manhaj Ikhwanul Muslimin”. Ia menegaskan peran masjid yang besar dalam menyiapkan generasi gerakan IM ini. Gerakan Islam sangat menyadari peran penghancuran yang dilakukan Israel dalam menghadapi pemuda Palestina sejak pertama kali tumbuh melalui pendidikan generasi masjid.

Akef: respon penghancuran masjid dengan memakmurkannya

Dalam telekonferennya, Muhammad Mahdi Akef, Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin (IM) mengajak untuk meningkatkan pembangunan masjid di Jalur Gaza dan meningkatkan perannya di masyarakat. Hal itu dilakukan sebagai reaksi atas penghancuran yang dilancarkan pihak Zionis Israel terhadap masjid-masjid tersebut.

Dalam sambutan via telepon dalam acara seminar bertajuk “Masjid Gaza… kemenangan dan kemuliaan” yang diselenggarakan hari ini, Sabtu (30/5) oleh Persatuan Masjid Gaza Selatan dibawah pimpinan PM Ismail Haneya, Akef menekankan bahwa reaksi atas kejahatan Zionis Israel terhadap masjid-masjid Gaza selama perang beberapa waktu lalu adalah dengan menjaganya dan meningkatkan perannya di masyarakat. Beliau juga menekankan pada penambahan jumlah pembangunan masjid untuk menambah kedekatan kaum muslimin kepada Tuhannya dan aturan yang benar.

Dalam kesempatan itu, Akef menegaskan bahwa masjid sendiri memiliki kedudukan yang besar dalam mengidupkan umat Islam kepada kedudukan semestinya sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga kini. Beliau juga mengingatkan bahwa, bagi IM, masjid merupakan tempat bagi pembinaan generasi mendatang.

Di akhir sambutannya, mursyid ‘am menyampaikan salam perjuangan kepada bangsa dan rakyat Palestina yang gagah berani dalam menghadapi berbagai upaya konspirasi Zionis Israel dan dunia internasional. Beliau juga menekankan bahwa umat Islam di dunia selalu bersama bangsa Palestina karena menganggap bahwa persoalan mereka adalah persoalan utama bagi kaum muslimin dunia.

Sesi kedua

Di sesi kedua konferensi, dai Dayyab At-Tatar menyampaikan tema “peran dakwah dan sosial masjid” menegaskan bahwa pendirian masjid di masa Rasulullah adalah titik tolak dakwah Islam dengan fase-fase yang dilaluinya sampai kepada fase era modern dengan kondisi berbeda-beda.

Sementara itu, Ketua Kementerian Wakaf, Ustad Mundzir Ghimari menyampaikan tema “Kementerian Wakaf … capaian dan cita-cita” bahwa pihaknya sudah merencanakan untuk memberikan pelatihan pembekalan, pelatihan khutbah, penasihat di Jalur Gaza. Ia akan mendirikan konferensi, diskusi, pertukaran keahlian, standarisasi tema khutbah yang sesuai dengan peristiwa Palestina seperti nakbah dan lain-lain.

Tidak ada komentar: